Chik2’s Weblog

Januari 28, 2008

SELAMAT JALAN, PAK HARTO….

Filed under: ARTIKEL, Berita, LIPUTAN, NEWS, Tak Berkategori, Tulisan-tulisan terbaru — chik2 @ 12:19 am

Senin, 28 januari 2008 | 01:48 WIBJakarta, Kompas – Menyusul wafatnya mantan Presiden Soeharto, pedagang dan perangkai bunga di berbagai wilayah Jakarta kebanjiran pesanan, Minggu (27/1). Order datang dari berbagai pihak yang berniat mengirim karangan bunga dukacita ke Jalan Cendana.

Abdul Manap (49), pedagang bunga di Stasiun Kereta Api Cikini, Jakarta Pusat, mengatakan, dirinya sudah mendapat pesanan 20 karangan bunga yang semuanya bernilai belasan juta rupiah. Padahal, biasanya omzetnya hanya Rp 500.000 per hari.

”Pesanan membeludak. Semua pedagang kebagian rezeki,” kata Abdul Manap, bos kios bunga Rose Intan, salah satu dari delapan kios bunga di Stasiun Cikini. Mereka merupakan bagian dari sekitar 20 pedagang bunga yang ada di Pasar Bunga Cikini.

Menurut Abdul Manap, pesanan yang ia terima sebagian besar berasal dari ormas dan parpol, termasuk Golkar yang kantornya ada di dekat Stasiun Cikini.

Jajat, perangkai bunga di Pasar Bunga Tebet, Jakarta Selatan, mengaku kiosnya sudah mendapat pesanan enam karangan bunga untuk dikirim ke Jalan Cendana. ”Saya yakin pesanan masih akan berdatangan karena Pak Harto, kan, meninggalnya baru tadi siang,” katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kata Jajat, adalah salah seorang pemesan karangan bunga di kios Citra Indah tempatnya bekerja.

Pedagang bunga Barito

Setelah terpuruk karena digusur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, para pedagang bunga Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, kemarin juga ketiban rezeki dengan membeludaknya pesanan karangan bunga.

Teddy dan Cahya Suparno, dua pedagang bunga eks Jalan Barito mengaku sudah mengantongi lima dan enam karangan bunga, yang antara lain berasal dari mantan Presiden Abdurrahman Wahid dan Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Adang Firman. Bersama 50-an rekan mereka, Teddy dan Cahya kemarin mulai menempati penampungan baru mereka di Jalan Radio Dalam

Filed under: ARTIKEL, Berita, LIPUTAN, NEWS, Tak Berkategori, Tulisan-tulisan terbaru — chik2 @ 12:11 am

KOMPAS/WAWAN H PRABOWO / Kompas Images
Spanduk ungkapan dukacita atas meninggalnya mantan Presiden Soeharto menghiasi Jalan Slamet Riyadi Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (27/1).

Senin, 28 januari 2008 | 01:52 WIBJakarta, Kompas – Sejumlah kalangan meminta mantan Presiden Soeharto tidak diberi gelar kepahlawanan karena berbagai persoalan yang dilakukannya.

Namun, mantan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono mengatakan, keluarga Soeharto tidak berniat untuk mengajukan gelar kepahlawanan bagi diri Soeharto. Semuanya terserah pemerintah pengambil keputusan.

”Keluarga tidak ada permintaan apa-apa untuk itu. Saya tidak tahu, tetapi itu terserah kepada pemerintah,” ujar Moerdiono menjawab pers saat jenazah Soeharto dibawa dari Ruang Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta, Minggu (27/1).

Pers menanyakan apakah setelah meninggal ini, keluarga Soeharto akan mengajukan gelar pahlawan mengingat jasa-jasanya bagi bangsa dan negara.

Menjawab Kompas, Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, pemerintah pasti akan mempertimbangkan yang terbaik untuk almarhum Soeharto. ”Itu, kan, sesuai dengan jasa dan bakti almarhum kepada bangsa dan negara,” katanya.

Sejauh ini, Soeharto pernah mendapat gelar sebagai Bapak Pembangunan Nasional berdasarkan Ketetapan MPR Nomor V/MPR/Tahun 1983 tentang Pertanggungjawaban Presiden RI Soeharto sebagai Mandataris MPR serta Pengukuhan Pemberian Penghargaan sebagai Bapak Pembangunan Nasional.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 46/ABRI/Tahun 1997, yang ditandatanganinya sendiri, Soeharto dikukuhkan sebagai Jenderal Besar TNI.

Proses hukum dulu

Secara terpisah, korban pelanggaran hak asasi manusia menolak memaafkan Soeharto. Mereka mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan DPR tidak langsung memutihkan kejahatan-kejahatan Soeharto kepada korban dan keluarganya, tanpa memproses keadilan atas semua kesalahan Soeharto kepada para korban yang jumlahnya ratusan ribu orang.

Para korban mengungkapkan keberatannya dalam jumpa pers di Kantor Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Jakarta, Minggu. Para korban yang hadir adalah korban Talangsari Lampung, korban Tanjung Priok, dan korban 1965. Hadir juga dalam jumpa pers itu Koordinator Kontras Usman Hamid.

Selain menuntut keadilan, para korban menolak Soeharto diberi gelar pahlawan nasional, menolak mengibarkan bendera setengah tiang, dan menolak nama Soeharto dijadikan nama jalan seperti pahlawan nasional lain.

”Anjuran Presiden Yudhoyono agar rakyat Indonesia memaafkan Soeharto tanpa melakukan proses keadilan bagi korban dan merehabilitasi nama para korban, maka anjuran Presiden itu tidak memiliki makna moral apa pun,” kata Witaryono, Ketua Tim Advokasi Korban Tragedi 1965.

Mudjayin, wartawan olahraga yang dipenjara 14 tahun oleh Soeharto karena dinilai mendukung Soekarno, mengatakan bahwa kematian Soeharto tidak berarti penghapusan kejahatan kemanusiaan yang telah dilakukannya.

Sementara itu, Irta Sumirta, korban Tanjung Priok, mengatakan, Soeharto bukanlah bapak pembangunan. ”Soeharto adalah bapak pelanggaran HAM berat. Banyak teman-teman saya dan anggota keluarga saya yang meninggal dan hilang,” kata Irta.

Usman Hamid mengatakan, pengampunan atau pemaafan adalah hak para korban dan keluarga korban. ”Pengampunan atau pemaafan tidak bisa diberikan oleh pemerintah, apalagi pendukung-pendukung Soeharto,” katanya.

Secara terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Amidhan mengimbau agar mendiang mantan Presiden Soeharto dimaafkan. ”Sekalipun ada kesalahan, jasa besar Soeharto buat bangsa Indonesia tidak bisa diabaikan,” katanya. (dik/VIN/har)

IMLEK

Filed under: Tak Berkategori — chik2 @ 12:08 am

Saat merayakan tahun baru Imlek kebanyakan orang Tionghoa membuat Samseng (artinya: tiga macam daging kurban) yang terdiri dari tiga jenis macam binatang yaitu ikan bandeng, ayam betina, dan daging babi.

Tujuan dibuatnya Samseng tersebut adalah sebagai perlambang sifat dari hewan; agar kita sebagai manusia tidak meniru sifat yang dilakukan oleh ketiga jenis binatang tersebut. Babi pemalas, karena kerjanya hanya makan dan tidur. Ayam yang suka pindah-pindah pada saat makan, sehinggga ketika makanan yang ada didepan matanya belum habis pun sudah mau pindah lagi ke tempat lain atau melambangkan sifat yang serakah. Lain halnya dengan ikan bandeng, karena kulit ikan itu bersisik maka ini bisa diumpamakan seperti seekor ular, dengan pengertian agar kita jangan berlaku jahat pada orang lain seperti ular.

Namun ada juga yang menghubungkan ikan sebagai perlambang rezeki, karena dalam logat Mandarin kata ”ikan” sama bunyinya dengan kata ”yu” yang berarti rezeki oleh sebab itulah dibanyak restoran Tionghoa terutama di Holland selalu ada aquarium ikan ikan mas yang melambangkan rejeki yang dilumuri dengan emas yang berjibun.

Disamping itu seperti juga pada saat merayakan pesta HUT; mie juga merupakan satu makanan wajib, sebab mie itu melambangkan panjang umur terutama Siu Mie / Shou Mian = “Mie pajang umur”. Mie ini harus disajikan tanpa putus dari ujung awal ke ujung akhir jadi benar-benar merupakan satu utaian mie, sebab dengan demikian diharapkan umur kita pun tidak akan putus-putusnya alias manjang terus. Walaupun demikian pada saat mau disantap mie tersebut boleh dipotong, maklum apabila saatnya tiba toh akhirnya usia manusia tersebut akan putus juga.

Kueh Keranjang atau Nian Gao atau lebih sering disebut kue kranjang (tii kwee) adalah kue wajib imlek. Kue ini mendapat nama dari cetakannya yang terbuat dari keranjang. Nian sendiri berati tahun dan Gao berarti kue dan juga terdengar seperti kata tinggi, oleh sebab itu kue keranjang sering disusun tinggi atau bertingkat.

Makin ke atas makin mengecil kue yang disusun itu, yang memberikan makna peningkatan dalam hal rezeki atau kemakmuran. Pada zaman dahulu banyaknya atau tingginya kue keranjang menandakan kemakmuran keluarga pemilik rumah. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Kue-kue yang disajikan pada hari raya tahun baru Imlek pada umumnya ada jauh lebih manis daripada biasanya, sebab dengan demikian diharapkan di tahun mendatang jalan hidup kita bisa menjadi lebih manis lagi daripada di tahun-tahun sebelumnya.

Kue wajib lainnya adalah kue lapis legit (spekkoek) sebagai pelambang datangnya rezeki yang berlapis-lapis dan saling tumpang tindih di tahun yang akan datang, sehingga dengan demikian bisa dapat merasakan kehidupan yang lebih lebih manis dan lebih legit lagi. Kue lapis legit yang sering juga disebut sebagai “Thousand Layer Cake”, walaupun memang benar menggunakan mentega dari Belanda (roomboter), tetapi orang-orang di Belanda nya sendiri, mereka tidak mengenal kue itu. Mungkin perkataan “spek” ini diambil dari bahasa Belanda yang berarti lapisan lemak babi (bacon = bahasa Inggris), karena bentuknya mirip spek.

Buah-buahan wajib yang sudah pasti adalah pisang raja atau pisang mas yang melambangkan mas atau kemakmuran. Begitu juga dengan jeruk kuning dan diusahakan yang ada daunnya sebab ini melambangkan kemakmuran yang akan selalu tumbuh terus. Sedangkan tebu melambangkan kehidupan manis yang panjang. Walaupun demikian harus dihindari buah-buahan yang berduri seperti salak atau durian, terkecuali nanas karena namanya Wang Li yang ucapannya mirip dengan kata Wang (berjaya) disamping itu nanas juga bisa dilambangkan
sebagai mahkota raja.

Selain buah-buahan dianjurkan juga untuk makan manisan seperti kolang kaling agar pikiran bisa menjadi jernih terus dan juga agar-agar yang sebaiknya disajikan dalam bentuk bintang agar kehidupan maupun jabatannya dimasa yang akan datang bisa menjadi lebih terang dan bersinar.

Selain makanan yang wajib disajikan ada juga makanan yang sebaiknya dihindari atau dipantangkan seperti bubur, sebab ini melambangkan kemiskinan atau kesusahan. Maklum pada saat musim kelaparan di Tiongkok mereka tidak bisa menyajikan nasi. Disamping itu makanan-makanan yang berasa pahit seperti pare dan fumak sebaiknya ini juga dihindari sebab makanan tersebut melambangkan kepahitan hidup.

Januari 27, 2008

DUNIA TURUT BERDUKA

Filed under: Tak Berkategori — chik2 @ 11:49 pm

Senin, 28 januari 2008 | 02:02 WIBJakarta, Minggu – Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan ucapan dukacita atas wafatnya mantan Presiden Soeharto, Minggu (27/1). Sebagian mengenang Soeharto sebagai tokoh besar yang berjasa membawa stabilitas keamanan dan mendorong persatuan di kawasan. Sebagian lagi menganggapnya sebagai tokoh kontroversial.

Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar, Minggu, mengatakan, ”Kami sedih dengan wafatnya Soeharto. Di pengujung kariernya banyak hal terjadi, namun bagaimanapun dia berjasa bagi pembangunan ekonomi Indonesia… dan ASEAN secara keseluruhan. Jadi, kematiannya adalah kehilangan besar bagi kawasan dan bangsa Indonesia.”

Syed Hamid menambahkan, delegasi tingkat tinggi akan mewakili Pemerintah Malaysia untuk menghadiri pemakaman Soeharto, termasuk di antaranya mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan Wakil PM Najib Razak. PM Abdullah Ahmad Badawi kemungkinan tidak akan menghadiri pemakaman Soeharto.

Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, Minggu, mengatakan, rakyat Filipina juga menyampaikan simpati mendalam. Arroyo mengenang Soeharto sebagai tokoh yang memainkan peran penting dalam membangun ASEAN.

”Sebagai salah satu pendiri ASEAN, mantan Presiden Soeharto merupakan salah seorang di antara beberapa tokoh yang merintis pandangan tentang pentingnya mendirikan kawasan ASEAN yang lebih damai, progresif, dan makmur,” ujar Arroyo dalam sebuah pernyataan tertulis dari Dubai, Uni Emirat Arab.

Secara terpisah, juru bicara Istana Kepresidenan Filipina, Lorelei Fajardo, berharap wafatnya Soeharto akan menutup satu babak sejarah lama Indonesia.

Dari Sydney, Australia, PM Kevin Rudd menyampaikan dukacita kepada keluarga Soeharto dan rakyat Indonesia. Dia mengaku menaruh hormat kepada Soeharto yang berperan dalam memajukan Indonesia dan membantu mendirikan ASEAN serta dukungannya pada Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Dia juga menggambarkan Soeharto sebagai seorang tokoh yang berpengaruh di kawasan Australia dan di kawasan lain.

Kontroversi

Meski demikian, Rudd tidak lupa mengkritik Soeharto yang dia anggap telah menjalankan kekuasaan dengan tangan besi. ”Mantan presiden (Soeharto) juga seorang tokoh kontroversial dalam kaitannya dengan masalah hak asasi manusia dan Timor Leste. Banyak pihak yang tidak sepakat dengan pendekatannya,” kata Rudd yang juga politisi sayap kiri-tengah.

Michael Vatikiotis, penulis buku Indonesian Politics Under Suharto berpendapat, Soeharto telah menciptakan stabilitas di Indonesia. Kemudian, dia membawa stabilitas itu ke negara-negara tetangga di ASEAN. Karena itu, para pemimpin ASEAN berterima kasih kepada Soeharto.

”Tidak perlu dipertanyakan lagi, dia membawa stabilitas. Anda bisa berdebat soal korupsi dan represi (di bawah rezimnya), tetapi Anda tidak bisa mempertanyakan soal itu (stabilitas),” ujar Vatikiotis, yang menjadi wartawan majalah Far Eastern Economic Review di Jakarta

Januari 24, 2008

IMLEK

Filed under: IMLEK — chik2 @ 3:47 am

Jalansutra

Tradisi Imlek

Bondan Winarno

Hari Minggu, tanggalan merah, Tahun Baru pakai baju merah.

Gang Baru dekat Gang Tawau,

Tahun Baru jangan lupa angpau.

Tahun ini, saya sengaja tidak ke mana-mana di hari Imlek. Sengaja saya ingin menyerap suasana Imlek-an di Bogor dan Jakarta.

Di rumah-rumah keluarga Tionghoa yang merayakannya, biasanya ruang tengah disulap menjadi meja sembahyang. Dua lilin merah berukuran besar dinyalakan. Sesajen yang diletakkan adalah buah-buahan, kue-kue, dan samseng – yaitu tiga jenis makanan wajib: daging babi, ayam, dan ikan (biasanya bandeng). Ada pula yang mewajibkan ayam kampung yang belum bertelur untuk persembahan di altar. Buah-buahan wajib adalah yang berbentuk bundar seperti jeruk manis, jeruk bali, apel merah. Bundarnya jeruk melambangkan kesempurnaan, di samping juga berbunyi chi yang berarti kebaikan – mengandung makna harapan kesempurnaan untuk musim tanam yang akan datang. Imlek memang sebetulnya bukan ritual agama, melainkan festival atau perayaan menyambut musim semi.

Karena itu, sebenarnya ucapan yang lebih pantas adalah Xin Nian Kuai Le (Selamat Tahun Baru), Xin Chun Yi Kai (Selamat Menyambut Musim Semi), atau Xin Nian Mung En (Tahun Baru Diberkati Tuhan). Istilah yang umum sekarang, Gong Xi Fa Choy, arti harafiahnya adalah: Selamat Tahun Baru, Semoga Tambah Kaya.

Setelah bersembahyang, seluruh keluarga menikmati santapan makan malam akhir tahun yang istimewa, disebut ciak tua kai. Sebetulnya, istilah lengkapnya adalah Chu Xi Tuan Yuan. Artinya, malam akhir tahun berkumpul bersama.

Ada berbagai tradisi untuk makan malam akhir tahun. Orang- orang Kanton, misalnya, biasa makan ikan mentah (biasanya salmon) dengan sayur-mayur dan berbagai saus penyedap. Sekeluarga bersama mengaduk salad itu dengan sumpit sambil mengucap yu sheng – kurang lebih artinya: sisa rezeki tahun lalu – keras-keras, lalu mengangkat sumpit tinggi-tinggi sebelum menyantapnya.

Ada pula tradisi makan semacam pangsit rebus. Bentuknya mirip uang tail emas yang memang menjadi ikon Imlek. Bahkan, kadang-kadang pangsitnya diisi uang logam di dalamnya, sehingga menjadi rebutan anak-anak. Mungkin ini juga gimmick supaya anak-anak makan banyak. Yang paling umum adalah tradisi menyediakan 12 macam makanan dan 12 macam kue, sesuai dengan jumlah shio.

Setelah makan malam, anak-anak boleh bermain kembang api, sebelum kemudian diantar tidur agar keesokan hari bisa segar untuk merayakan Imlek yang berarti kunjungan ke keluarga dan handai taulan.

Pada malam Tahun Baru, kaum dewasa pantang tidur sebelum lewat tengah malam. Juga dilarang menutup pintu depan rumah sepanjang malam. Menurut kepercayaan, dewa-dewa sedang inspeksi ke bumi. Rumah dengan pintu terbuka akan disinggahi dan dapat sawab. Itulah sebabnya ada tradisi tuguran sepanjang malam Imlek.

Bagi kaum pria, malam Imlek juga berarti bersih-bersih meja. Bukan, ini memang bukan berarti mereka kebagian tugas untuk membersihkan meja, melainkan mengelap meja dengan kartu. Alias, main judi, sambil minum anggur atau arak. Memang ada falsafah yang mendukung tradisi judi ini, yaitu falsafah sisa kelebihan tahun lalu (surplus bonus) yang disebut dalam plesetan nian nian yu yu. Artinya, kelebihan itu boleh dipakai untuk bersenang-senang. Kaum perempuan pun – setelah cuci piring dan membereskan dapur – biasa ikut bergadang sambil main mahjong.

Biasanya, sebelum anak-anak pergi tidur, mereka memberikan amplop merah kepada orang tua masing-masing. Mungkin maknanya agar orang tua memasukkan uang dalam jumlah yang cukup ke dalam amplop itu – disebut angpau atau hongbao – sebelum nanti ludes di meja judi atau mahjong. Angpau dibagikan keesokan paginya setelah bersembahyang di depan altar. Bagi orang dewasa yang memberi angpau, diyakini sebagai kaul agar tetap awet muda. Sedangkan bagi anak-anak yang menerima – mereka yang belum menikah berhak mendapat angpau – sebetulnya tidak boleh membelanjakan uang itu. Harus disimpan sampai tahun berikutnya agar rezeki berlimpah. Nyatanya, kebanyakan anak langsung membelanjakan uang dalam amplop merah yang mereka terima dari orang tua maupun kerabat.

Karena Imlek jatuh pada tanggal 1 menurut kalender bulan, kaum Tionghoa yang menganut ce it cap go alias berpantang daging setiap tanggal 1 dan 15, Imlek justru merupakan hari makan sayur. Makan pertama di hari Imlek adalah misua yang disebut sui mie atau shou mian alias mi panjang umur. Biasa pula disajikan sayur dingin yang disebut liang cai, terdiri atas sawi putih, seledri, jamur kuping, soun, irisan dadar, cacahan ketimun – mirip yu sheng tanpa ikan mentah – lalu ditaburi saus bawang putih pedas.

Ada lagi tradisi makanan Imlek yang disebut sayur campur atau cai bue. Ini sebetulnya merupakan campur-aduk sisa makanan malam akhir tahun yang dimasak lagi dalam satu kuali.

Seperti juga pada hari raya lain, Imlek pun harus dirayakan dengan baju baru. Di masa lalu, orang diharuskan memakai baju berwarna merah pada hari raya ini. Kembang api dan baju merah semula dimaksudkan untuk menakut-nakuti mahluk ganas yang suka memangsa penduduk. Sekarang, warna merah dianggap sebagai warna kebahagiaan dan keberuntungan bagi orang Tionghoa.

Setelah jam dua siang pada hari Imlek, daging babi, ayam, dan bandeng di altar sembahyang bisa dilorot dan dimasak. Ketiga bahan itu hanya direbus tanpa bumbu ketika diletakkan sebagai sesajen di altar.

Semua kue yang disajikan harus manis sebagai lambang kebahagiaan. Kue keranjang tradisi Imlek juga sangat manis. Biasanya juga ada kue lapis legit yang melambangkan rezeki berlapis-lapis atau bertumpuk-tumpuk.

Kalau ada makanan yang wajib, tentu juga ada yang dipantangkan. Misalnya, pantang makan bubur pada Imlek, karena bubur melambangkan kemiskinan. Tidak boleh makan buah yang berduri – seperti durian dan salak – kecuali nanas yang melambangkan mahkota raja.

Haiya, ada pantangan lain. Sejak malam Imlek sampai dua hari kemudian, orang Tionghoa tidak boleh menyapu rumah karena dianggap menyapu rezeki yang datang.

Kebetulan, hari Imlek yang lalu saya diundang makan siang di rumah Myra Sidharta. Amir Sidharta, anaknya, dan keluarganya juga berkumpul di sana. Salah satu tamunya adalah Onghokham yang datang dengan baju shanghai sutra merah. Hidangannya mengikuti prinsip samseng: babi panggang, babi hong, ayam kukus dengan haisom (teripang atau timun laut) dan hioko (jamur hitam), pindang bandeng (sajian khas peranakan Betawi-Tionghoa). Sayurnya rujak pengantin manis yang juga khas peranakan.

Lima belas hari setelah Imlek, masyarakat Tionghoa merayakan Cap Go Meh, yang antara lain ditandai dengan upacara membuka mata naga. Karena itulah arak-arakan naga dan barongsai baru muncul pada Cap Go Meh. Kalau di Tiongkok, orang-orang merayakan Cap Go Meh dengan makan tangyuan – semacam bakpia dari tepung ketan dengan isi kacang merah dan babi asin.

Cap Go Meh adalah hari pesta. Semua orang keluar rumah untuk makan enak di restoran bersama keluarga dan handai taulan. Nah, pesta itulah yang memicu kelahiran makanan enak bernama lontong cap go meh, sebuah fusion dahsyat yang telah berhasil melintasi beberapa abad dan tetap populer hingga kini. Lontong cap go meh juga sering disebut lontong terang bulan karena Cap Go Meh selalu jatuh pada malam terang bulan.

Thiam Hok Thiam Siu. Tambah kaya tambah sejahtera.

Haiya!

(Catatan: terima kasih kepada teman-teman Komunitas Jalansutra. Tulisan ini sebagian besar merupakan rangkuman dari tulisan-tulisan tentang Imlek tahun lalu di Forum Jalansutra).

Penganan khas Imlek

Filed under: ARTIKEL, Berita, LIPUTAN, makanan, NEWS, Tulisan-tulisan terbaru — chik2 @ 3:44 am

Setiap acara sembahyang Imlek disajikan minimal 12 macam masakan dan 12 macam kue yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12. Di Cina, hidangan yang wajib adalah mie panjang umur (siu mi) dan arak. Di Indonesia, hidangan yang dipilih biasanya hidangan yang mempunyai arti “kemakmuran,” “panjang umur,” “keselamatan,” atau “kebahagiaan,” dan merupakan hidangan kesukaan para leluhur. Kue-kue yang dihidangkan biasanya lebih manis daripada biasanya. Diharapkan, kehidupan di tahun mendatang menjadi lebih manis. Di samping itu dihidangkan pula kue lapis sebagai perlambang rezeki yang berlapis-lapis. Kue mangkok dan kue keranjang juga merupakan makanan yang wajib dihidangkan pada waktu persembahyangan menyambut datangnya tahun baru Imlek. Biasanya kue keranjang disusun ke atas dengan kue mangkok berwarna merah di bagian atasnya. Ini adalah sebagai simbol kehidupan manis yang kian menanjak dan mekar seperti kue mangkok.

Ada juga makanan yang dihindari dan tidak dihidangkan, misalnya bubur. Bubur tidak dihidangkan karena makanan ini melambangkan kemiskinan.

Kedua belas hidangan itu lalu disusun di meja sembahyang yang bagian depannya digantungi dengan kain khusus yang biasanya bergambar naga berwarna merah. Pemilik rumah lalu berdoa memanggil para leluhurnya untuk menyantap hidangan yang disuguhkan.    

Di malam tahun baru orang-orang biasanya bersantap di rumah atau di restoran. Setelah selesai makan malam mereka bergadang semalam suntuk dengan pintu rumah dibuka lebar-lebar agar rezeki bisa masuk ke rumah dengan leluasa. Pada waktu ini disediakan camilan khas Imlek berupa kuaci, kacang, dan permen.

Pada waktu Imlek, makanan yang tidak boleh dilupakan adalah lapis legit, kue nastar, kue semprit, kue mawar, serta manisan kolang-kaling. Agar pikiran menjadi jernih, disediakan agar-agar yang dicetak seperti bintang sebagai simbol kehidupan yang terang.

Tujuh hari sesudah Imlek dilakukan persembahyangan kepada Sang Pencipta. Tujuannya adalah sujud kepadaNya dan memohon kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru dimasuki.

Lima belas hari sesudah Imlek dilakukan sebuah perayaan yang disebut dengan Cap Go Meh. Masyarakat keturunan Cina di Semarang merayakannya dengan menyuguhkan lontong Cap Go Meh yang terdiri dari lontong, opor ayam, lodeh terung, telur pindang, sate abing, dan sambal docang. Sementara di Jakarta, menunya adalah lontong, sayur godog, telur pindang, dan bubuk kedelai.

SEJARAH IMLEK

Filed under: ARTIKEL, Berita, Buku harian, LIPUTAN, NEWS, Tulisan-tulisan terbaru — chik2 @ 3:40 am

Sejarah penanggalan Imlek, penggagasnya adalah Huang Di atau Kaisar Kuning yang memerintah (2698-2598 SM), beliau disamping seorang Raja Agung juga seorang Nabi dan sekarang disebut Bapak Ilmu Pengetahuan, karena pada jamannya paling banyak menciptakan penemuan-penemuan baru dan peradaban dunia dimulai pada jaman itu.

Sistem penanggalan karya Huang Di ini, kemudian diterapkan oleh pendiri Dinasti Xia (2205-2197 SM) dengan Kaisar bernama Da Yu, yang juga merupakan salah satu Nabi dalam agama Khonghucu, namun ketika Dinas Xia jatuh diganti Dinasti Shang (1766-1122 SM), Dinasti Shang penanggalannya diganti dengan sistem penanggalan Shang. Ketika Dinasti Shang runtuh dan diganti oleh Dinasti Zhou (1122-475 SM) sistem penanggalan juga diganti dengan sistem penanggalan Zhou. Sejak Dinasti Zhou jatuh, terjadilah jaman perang berlangsung sekitar 254 tahun. Setelah itu baru mulailah berdiri Dinasti Qin (221-207 SM) dengan Kaisar bernama Qin Shi Huang dan sistem penanggalannya dirubah lagi. Jadi boleh dikatakan di daratan Tiongkok pernah memakai 4 macam sistem penanggalan dari jaman Dinasti Xia sampai denagn Dinasti Qin.

Nabi Khonghucu yang hidup pada tahun (551-479 SM), beliau hidup pada masa Dinasti Zhou (1122-475 SM). Waktu itu Nabi melihat masyarakat mayoritas hidup dari pertanian, maka sistem penanggalan Dinasti Xia-lah yang paling baik dan cocok, karena awal tahun barunya jatuh pada awal musim semi, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam pertanian.

Saat itu Nabi Khonghucu menyarankan agar negara kembali menggunakan kalender Dinasti Xia, namun nasihat bijak itu tidak digubris pemerintahan waktu itu. Maka Nabi bersabda dalam Sabda Suci XV : 11 berbunyi. “Pakailah penanggalan Dinasti Xia”. Dan sabda tersebut disosialisasikan oleh para murid-muridnya.

Setelah runtuhnya Dinasti Qin, berdirilah Dinasti Han (206 SM- 220 M) oleh Kaisar Han Wu Di (140-86 SM), tepatnya tahun 104 SM, sistem penanggalan Xia diresmikan sebagai penanggalan Negara dan tetap digunakan hingga saat ini. Untuk menghormati Nabi Khonghucu, penentuan perhitungan tahun pertamanya dihitung sejak tahun kelahiran Nabi Khonghucu dan Agama Khonghucu ditetapkan sebagai agama Negara (state religion).

CAP-GO-MEH

Filed under: ARTIKEL, Berita, LIPUTAN, NEWS — chik2 @ 3:33 am
Cap-Go-Meh adalah lafal dialek Tio Ciu dan Hokkian. Artinya malam 15. sedangkan lafal dialek Hakka Cang Njiat Pan. Artinya pertengahan bulan satu. Di daratan Tiongkok dinamakan Yuan Xiau Jie dalam bahasa Mandarin artinya festival malam bulan satu. Capgome mulai dirayakan di Indonesia sejak abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Semasa dinasti Han, pada malam capgome tersebut, raja sendiri khusus keluar istana untuk turut merayakan bersama dengan rakyatnya.
Setiap hari raya baik religius maupun tradisi budaya ada asal- usulnya. Pada saat dinasti Zhou (770 – 256 SM) setiap tanggal 15 malam bulan satu Imlek para petani memasang lampion-lampion yang dinamakan Chau Tian Can di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman. Memasang lampion-lampion selain bermanfaat mengusir hama, kini tercipta pemandangan yang indah dimalam hari tanggal 15 bulan satu. Dan untuk menakuti atau mengusir binatang-binatang perusak tanaman, mereka menambah segala bunyi-bunyian serta bermain barongsai, agar lebih ramai dan bermanfaat bagi petani. Kepercayaan dan tradisi budaya ini berlanjut turun menurun, baik didaratan Tiongkok maupun diperantauan diseluruh dunia. Ini adalah salah satu versi darimana asal muasalnya Capgome.

Di barat Capgome dinilai sebagai pesta karnevalnya etnis Tionghoa, karena adanya pawai yang pada umumnya dimulai dari Kelenteng. Kelenteng adalah penyebutan secara keseluruhan untuk tempat ibadah “Tri Dharma” (Buddhism , Taoism dan Confuciusm). Nama Kelenteng sekarang ini sudah dirubah menjadi Vihara yang sebenarnya merupakan sebutan bagi rumah ibadah agama Buddha. Hal ini terjadi sejak pemerintah tidak mengakui keberadaannya agama Kong Hu Chu sebagai agama.

Sedangkan sebutan nama Kelenteng itu sendiri, bukannya berasal dari bahasa China, melainkan berasal dari bahasa Jawa, yang diambil dari perkataan “kelintingan” – lonceng kecil, karena bunyi-bunyian inilah yang sering <!– D([“mb”,”keluar dari Kelenteng, sehingga mereka menamakannya Kelenteng. Orang
Tionghoa sendiri menamakan Kelenteng itu, sebagai Bio baca Miao. Wen Miao
adalah bio untuk menghormati Confucius dan Wu Miao adalah untuk menghormati
Guan Gong.

Cagomeh juga dikenal sebagai acara pawai menggotong joli Toapekong untuk
diarak keluar dari Kelenteng. Toapekong (Hakka \u003d Taipakkung, Mandarin \u003d
Dabogong) berarti secara harfiah eyang buyut untuk makna kiasan bagi dewa
yang pada umumnya merupakan seorang kakek yang udah tua. “Da Bo Gong” ini
sebenarnya adalah sebutan untuk para leluhur yang merantau atau para pioner
dalam mengembangkan komunitas Tionghoa. Jadi istilah Da Bo Gong itu sendiri
tidak dikenal di Tiongkok.

Cagomeh tanpa adanya barongsai dan liong (naga) rasanya tidaklah komplit.
Tarian barongsay atau tarian singa biasanya disebut “Nong Shi”.

Sedangkan nama “barongsai” adalah gabungan dari kata Barong dalam bahasa
Jawa dan Sai \u003d Singa dalam bahasa dialek Hokkian. Singa menurut orang
Tionghoa ini melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan.

Ada dua macam jenis macam tarian barongsay yang satu lebih dikenal sebagai
Singa Utara yang penampilannya lebih natural sebab tanpa tanduk, sedangkan
Singa Selatan memiliki tanduk dan sisik jadi mirip dengan binatang Qilin
(kuda naga yang bertanduk).

Seperti layaknya binatang-binatang lainnya juga, maka barongsai juga harus
diberi makan berupa Angpau yang ditempeli dengan sayuran selada air yang
lazim disebut “Lay See”. Untuk melakukan tarian makan laysee (Chai Qing) ini
para pemain harus mampu melakukan loncatan tinggi, sehingga ketika dahulu
para pemain barongsai, hanya dimainkan oleh orang-orang yang memiliki
kemampuan silat – “Hokkian \u003d kun tao” yang berasal dari bahasa Mandarin Quan
Dao (Kepala kepalan atau tinju), tetapi sekarang lebih dikenal dengan kata
Wu Shu, padahal artinya Wu Shu sendiri itu adalah seni menghentikan
kekerasan.
“,1] ); / keluar dari Kelenteng, sehingga mereka menamakannya Kelenteng. Orang Tionghoa sendiri menamakan Kelenteng itu, sebagai Bio baca Miao. Wen Miao adalah bio untuk menghormati Confucius dan Wu Miao adalah untuk menghormati Guan Gong.

Cagomeh juga dikenal sebagai acara pawai menggotong joli Toapekong untuk diarak keluar dari Kelenteng. Toapekong (Hakka = Taipakkung, Mandarin = Dabogong) berarti secara harfiah eyang buyut untuk makna kiasan bagi dewa yang pada umumnya merupakan seorang kakek yang udah tua. “Da Bo Gong” ini sebenarnya adalah sebutan untuk para leluhur yang merantau atau para pioner dalam mengembangkan komunitas Tionghoa. Jadi istilah Da Bo Gong itu sendiri tidak dikenal di Tiongkok.

Cagomeh tanpa adanya barongsai dan liong (naga) rasanya tidaklah komplit. Tarian barongsay atau tarian singa biasanya disebut “Nong Shi”.

Sedangkan nama “barongsai” adalah gabungan dari kata Barong dalam bahasa Jawa dan Sai = Singa dalam bahasa dialek Hokkian. Singa menurut orang Tionghoa ini melambangkan kebahagiaan dan kegembiraan.

Ada dua macam jenis macam tarian barongsay yang satu lebih dikenal sebagai Singa Utara yang penampilannya lebih natural sebab tanpa tanduk, sedangkan Singa Selatan memiliki tanduk dan sisik jadi mirip dengan binatang Qilin (kuda naga yang bertanduk).

Seperti layaknya binatang-binatang lainnya juga, maka barongsai juga harus diberi makan berupa Angpau yang ditempeli dengan sayuran selada air yang lazim disebut “Lay See”. Untuk melakukan tarian makan laysee (Chai Qing) ini para pemain harus mampu melakukan loncatan tinggi, sehingga ketika dahulu para pemain barongsai, hanya dimainkan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan silat – “Hokkian = kun tao” yang berasal dari bahasa Mandarin Quan Dao (Kepala kepalan atau tinju), tetapi sekarang lebih dikenal dengan kata Wu Shu, padahal artinya Wu Shu sendiri itu adalah seni menghentikan kekerasan.

Didepan barongsai selalu terdapat seorang penari lainnya yang menggunakan topeng sambil membawa kipas. Biasanya disebut Shi Zi Lang dan penari inilah yang menggiring barongsai untuk meloncat atau bermain atraksi serta memetik sayuran. Sedangkan penari dengan topeng Buddha tertawa disebut Xiao Mian Fo.

Pada awalnya tarian barongsai ini tidak pernah dikaitkan dengan ritual keagamaan manapun juga, tetapi akhirnya karena rakyat percaya, bahwa barongsai itu dapat mengusir hawa-hawa buruk dan roh-roh jahat. Jadi budaya atau kepercayaan rakyat itulah yang akhirnya dimanfaatkan atau bersinergi dengan lembaga keagamaan.

Walaupun demikian pada saat sekarang ini sudah ada aliran modern lainnya yang tidak mengkaitkan dengan upacara keagamaan sama sekali, karena mereka menilai barongsai hanya sekedar asesories untuk nari atau media entertainment saja, seperti juga halnya dengan payung untuk tari payung, atau topeng dalam tarian topeng.

Barongsai sebenarnya sudah populer sejak zaman periode tiga kerajaan (Wu, Wei & Shu Han) tahun 220 – 280 M.

Pada saat itu ketika raja Song Wen sedang kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah Raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Panglimanya yang bernama Zhing Que mempunyai ide yang jenius dengan membuat boneka-boneka singa tiruan untuk mengusir pasukan raja Fan. Ternyata usahanya itu berhasil sehingga sejak saat ini mulailah melegenda tarian barongsai tersebut hingga kini.

Tarian naga (liong) disebut “Nong Long”. Binatang mitologi ini selalu digambarkan memiliki kepala unta, bertaring serigala dan bertanduk menjangan.

  !– D([“mb”,”tempat tidur naga, dan memakai pakaian kemahkotaan naga. Orang Cina akan
merasa bahagia apabila mendapatkan seorang putera yang lahir di tahun naga.

Kita bisa melihat apakah ini naga lambang dari seorang kaisar ataukah bukan
dari jumlah jari di cakarnya. Hanya kaisar yang boleh menggunakan gambar
naga dengan lima jari di cakarnya, sedangkan untuk para pejabat lainnya
hanya 4 jari. Bagi rakyat biasa yang menggunakan lambang naga cakarnya hanya
boleh memiliki 3 jari saja. Naga itu memiliki tiga macam warna, hijau, biru
dan merah, dari warna naga tersebut kita bisa melihat kesaktiannya. Naga
warna kuning adalah naga yang melambangkan raja.

Pada umumnya untuk tarian naga ini dibuatkan naga yang panjangnya sekitar 35
m dan dibagi dalam 9 bagian, tetapi ketika mereka menyambut tahun baru
millennium di China pernah dibuat naga yang panjangnya 3.500 meter dan
dimainkannya di atas Tembok Besar China.

Naga tidak selalu dihormati, sebab apabila ada musim kemarau berkepanjangan,
maka para petani mengadakan upacara menjemur naga yang dibuat dari tanah
liat untuk membalas dendam atau mendemo sang Naga yang tidak mau menurukan
hujan, seakan-akan kaum tani tersebut ingin menyatakan “Rasain Lho kering
dan panasnya musim kemarau ini!”

Terutama di Jkt dan sekitarnya rasanya kurang komplit apabila pawai Capgome
ini tanpa di iringi oleh para pemain musik „Tanjidor“ yang menggunakan
instrument musik trompet, tambur dan bajidor (Bedug). Orkes ini sudah
dikenal sejak abad ke 18. Konon Valckenier gubenur Belanda pada saat itu
sudah memiliki rombongan orkes tanjidor yang terdiri dari 15 orang pemain
musik. Tanjidor biasanya hanya dimainkan oleh para budak-budak, oleh sebab
itulah musik Tanjidor ini juga sering disebut sebagai „Sklaven Orkest“.

Apabila Anda ingin membaca lebih banyak lagi mengenai China maupun budayanya
silahkan simak di “,1] ); //–Naga di Cina dianggap sebagai dewa pelindung, yang bisa memberikan rejeki, kekuatan, kesuburan dan juga air. Air di Cina merupakan lambang rejeki, karena kebanyakan dari mereka hidup dari bercocok tanam, maka dari itu mereka sangat menggantungkan hidupnya dari air. Semua kaisar di Cina menggunakan lambang naga, maka dari itu mereka duduk di singgasana naga, tempat tidur naga, dan memakai pakaian kemahkotaan naga. Orang Cina akan merasa bahagia apabila mendapatkan seorang putera yang lahir di tahun naga.

Kita bisa melihat apakah ini naga lambang dari seorang kaisar ataukah bukan dari jumlah jari di cakarnya. Hanya kaisar yang boleh menggunakan gambar naga dengan lima jari di cakarnya, sedangkan untuk para pejabat lainnya hanya 4 jari. Bagi rakyat biasa yang menggunakan lambang naga cakarnya hanya boleh memiliki 3 jari saja. Naga itu memiliki tiga macam warna, hijau, biru dan merah, dari warna naga tersebut kita bisa melihat kesaktiannya. Naga warna kuning adalah naga yang melambangkan raja.

Pada umumnya untuk tarian naga ini dibuatkan naga yang panjangnya sekitar 35 m dan dibagi dalam 9 bagian, tetapi ketika mereka menyambut tahun baru millennium di China pernah dibuat naga yang panjangnya 3.500 meter dan dimainkannya di atas Tembok Besar China.

Naga tidak selalu dihormati, sebab apabila ada musim kemarau berkepanjangan, maka para petani mengadakan upacara menjemur naga yang dibuat dari tanah liat untuk membalas dendam atau mendemo sang Naga yang tidak mau menurukan hujan, seakan-akan kaum tani tersebut ingin menyatakan “Rasain Lho kering dan panasnya musim kemarau ini!”

Terutama di Jkt dan sekitarnya rasanya kurang komplit apabila pawai Capgome ini tanpa di iringi oleh para pemain musik „Tanjidor“ yang menggunakan instrument musik trompet, tambur dan bajidor (Bedug). Orkes ini sudah dikenal sejak abad ke 18. Konon Valckenier gubenur Belanda pada saat itu sudah memiliki rombongan orkes tanjidor yang terdiri dari 15 orang pemain musik. Tanjidor biasanya hanya dimainkan oleh para budak-budak, oleh sebab itulah musik Tanjidor ini juga sering disebut sebagai „Sklaven Orkest“.

UN PACU SEMANGAT SISWA-GURU TINGKATKAN PRESTASI

Filed under: Tak Berkategori — chik2 @ 3:05 am

<!–

Senin, 21 januari 2008 | 05:08 WIB Jakarta, Kompas – Pemerintah dan Badan Standar Nasional Pendidikan meyakini bahwa ujian nasional untuk tingkat SMP dan SMA sederajat sebagai salah satu instrumen penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan di Indonesia. Penyelenggaraan ujian nasional terbukti bisa meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa serta semangat pengajaran guru di sekolah untuk mencapai prestasi terbaik.

Keyakinan ini terungkap dari pemaparan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Suyanto, Ketua Badan Standar Nasional (BSNP) Djemari Mardapi, dan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Depdiknas Burhanuddin Tolla, Sabtu (19/1). Mereka hadir sebagai pembicara dalam diskusi bertajuk ”Peran Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional” yang digelar Universitas Muhammadiyah Hamka di Jakarta.

Suyanto mengatakan, UN dan UASBN menjadi salah satu instrumen untuk memberi feedback apakah tujuan dan proses belajar di sekolah sudah mencapai standar nasional. ”UN itu paling universal dan comparable untuk melihat bagaimana proses pembelajaran dijalankan,” ujarnya.

Djemari Mardapi mengatakan, pelaksanaan UN yang juga dijadikan salah satu pertimbangan kelulusan siswa diyakini paling pas untuk mengontrol mutu pendidikan di Indonesia. Penilaian kelulusan sudah pernah diserahkan kepada sekolah, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

Burhanuddin Tolla menjelaskan, pelaksanaan UN dan UASBN sudah di rel yang benar untuk menjaga mutu pendidikan nasional, yaitu memotivasi siswa belajar optimal. (ELN)

Januari 23, 2008

AKISHINO DIJAMU TARI GOLEK MENAK

Rabu, 23/01/2008
Image

YOGYA-JEPANG, Pangeran Akishino (kiri) dan Putri Kiko (kanan) bersama Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas menyaksikan pergelaran Tari Golek Menak Putri Rengganis Widaninggar di Tratak Bangsal Kencana, Keraton Yogyakarta, tadi malam.

YOGYAKARTA (SINDO) – Kunjungan Pangeran Akishino dan Putri Kiko dari Kekaisaran Jepang ke Keraton Yogyakarta tadi malam disambut hangat Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas.

Akishino dan Kiko disuguhitariciptaanmendiangSriSultan Hamengku Buwono IX di Tratak Bangsal Kencana.Tari yang diberi nama Golek Menak Putri Rengganis Widaninggar itu mampu memukau putera kedua kaisar Jepang tersebut. Akishino datang sekitar pukul 18.48 WIB dan disambut bergodo prajurit keraton.

Dua adik Sultan KGPH Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo mengantar Akishinodari RegolKebenmenuju Regol Dono Pertopo.Di tempat ini Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemasmenyambutrombongan Akishino. Sultan dan Akishino sempat berbincang di Gedong Jene tak jauh dari Tratak Bangsal Kencana.

Sekitar 20 menit keduanya berbincang-bincang di tempat ini. Sultan kemudian mengantar Akisino dan Putri Kiko melihat- lihat sejumlah koleksi pusaka milik Keraton Yogyakarta. Benda-benda bersejarah yang dipertontonkan di antaranya buku peninggalan Sri Sultan HB IX berjudul ”The Record of Fifht Kojima Peace Award”.

Buku ini adalah penghargaan dari pemerintah Jepang kepada HB IX pada 1971 dalam rangka persahabatan Indonesia-Jepang. Selain itu, Akishino juga melihat Serat Babad Mentawis Ngayogjokarto VII. Beberapa koleksi keris juga menjadi perhatian Akishino, di antaranya Keris Kanjeng Kyai Wirun tangguh Majapahit, Keris Kanjeng Jayakatong tangguh HB VIII.

Kemudian Keris Kanjeng Kyai Barujong tangguh Ngayogjokarto HB VII dan Keris Kyai Kinco tangguh Majapahit. Usai melihat koleksi benda bersejarah dan pusaka milik keraton, Akishino kemudian dijamu Tari Golek Menak.Tari ini ciptaan Sri Sultan HB IX yang diambil dari Serat Menak yang mengisahkan perang tanding antara Dewi Rengganis dari Kerajaan Koparman melawan Dewi Widanggar dari KerajaanTartaripuro.

Kehadiraan Akishino ke Yogyakarta juga didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ebi Hara serta Duta Besar Indonesia untuk Jepang. Tampak Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto beserta istri, Kapoltabes Yogyakarta Kombes Pol Agung Budi Maryoto, dan jajaran Muspida DIY maupun Kota Yogyakarta lainnya.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Akishino dan rombongan dijamu makan malam oleh keluarga keraton termasuk putri-putri Sultan di Bangsal Manis di sebelah barat Bangsal Kencana. Usai jamuan,sekitar pukul 21.00 WIB,Akishino dan rombongan pamit dan diantar Sultan dan istri, anak, serta pejabat di lingkungan DIY.

Sampai di pintu Regol Keben, Akishino dan Sultan saling menghormat dengan cara Jepang, membungkukkan badan.Di depan Regol Keben tersebut, Akishino juga menyalami semua kerabat keraton dan pejabat yang mendampingi Sultan.Keduanya juga sempat foto bersama di depan Regol Keben.

Selepas Akishino pulang, Sultan memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan di depan Regol Keben. ”Kami hanya membicarakan soal budaya. Beliau sangat mengagumi budaya kita,” ungkap Sultan.

Disinggung hubungan Jepang- Yogyakarta, Sultan mengaku dalam pertemuannya dengan Akishino hal itu tidak disinggung.Kendati demikian, Sultan mengaku akan melakukan lawatan ke Jepang pada Mei mendatang.”Ini terkait pembicaraan kerja sama provinsi (sister province) DIYKyoto,” kata Sultan. (ainun najib/moch fauzi)  

Older Posts »

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.